Selasa, 10 Januari 2012

Pentingnya Dalam Pembelajaran Seorang Guru Jangan Hanya Berpacu Dengan RPP Saja

       Model pembelajaran yang mengaktifkan siswa yang datang ke negara kita sangat banyak, dalam perhitungan penulis ada dua puluh delapan model pembelajaran. Banyak orang mendefinisikan model pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran (sintaks) yang khas dari awal sampai akhir pembelajaran. Ini seringkali digunakan untuk membedakan model pembelajaran dengan pendekatan atau yang lainnya.  Model-model pembelajaran yang kita terima, seringkali hanya berupa sederetan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Akibatnya, efektivitas pembelajaran hanya ditinjau dari apa yang harus dilakukan guru menurut langkah-langkah pembelajarannya saja.

      Tampaknya pandangan tersebut berdampak pada penyusunan RPP. Banyak orang yang yakin bahwa keberhasilan pembelajaran bergantung pada RPP, sehingga pembelajaran yang harus dilakukan guru harus tepat seperti yang tertulis dalam RPP. Pembelajaran merupakan proses dinamik, bukan proses statik. Kita tidak akan selalu tepat memperkirakan apa yang akan terjadi dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan, karena pemikiran-pemikiran siswa bervariasi dan seringkali tidak terduga. Perubahan-perubahan proses pada saat pembelajaran berlangsung dapat saja terjadi. Jika guru dalam melaksanakan pembelajarannya hanya mengikuti RPP saja, tanpa mengikuti dinamika belajar siswa, maka kebutuhan siswa untuk meningkatkan kompetensinya tidak akan terpenuhi oleh guru. Pembelajaran seperti itu dapat menyebabkan kekurangberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Itu tidak berarti bahwa RPP tidak perlu, RPP perlu disusun, tetapi perlu dipahami bahwa apa yang disusun dalam RPP itu baru merupakan perkiraan, bukan kepastian. Jika guru ingin benar-benar behasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus mengikuti dinamika belajar siswa. Contoh mengikuti dinamika belajar siswa adalah jika siswa mengajukan pertanyaan atau menjawab dengan jawaban yang salah, guru tidak memberi penjelasan agar siswa mengerti, karena pemahaman siswa belum tentu sesuai dengan penjelasan itu. Ketidaksesuaian pemahaman siswa dengan penjelasan guru dapat membuat siswa tidak memahami penjelasan guru.

       Disamping itu, pada saat siswa mengajukan pertanyaan atau keliru menjawab, pada saat itu guru memiliki peluang untuk meningkatkan minat belajar dan mencerdaskan siswa dengan meminta siswa memikirkan kembali jawabannya. Agar siswa dapat memperbaiki jawabannya dengan pemahaman yang benar, guru memberi bantuan dengan pertanyaan-pertanyaan, analogi, atau kegiatan lain yang mungkin diluar dari yang telah direncanakan. Kesemuanya harus mengikuti jalan pikiran siswa, agar siswa dapat memahami pelajarannya dengan benar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar